TENTANG PANAKMENG

23.10 Putu Dharma Yusa 0 Comments


Rahajeng rawuh! Welcome!

Selamat datang di blog Panakmeng. Sebuah blog yang dibangun dari semangat berbagi cerita dan buah pikiran melalui tulisan-tulisan yang biasa saja, kurang lebih seputar keluh kesah cinta pada tanah kelahiran, persoalan ekonomi-sosial-lingkungan yang kebetulan disukai, atau sekedar curhat cengeng tak berbatas. Semoga pembaca dan pengunjung – teman-teman semua – tidak cepat bosan dengan apa yang ada di blog ini.

Blog ini dibangun sekitar bulan Juni 2015, blog reinkarnasi ketiga setelah blog “Blog Anak Belog” dan “Sahabat Terumbu Karang” yang sudah lebih dulu tewas di perkancahan dunia blog sebelumnya. Nama “Panakmeng” sendiri awalnya dipilih sebagai kelanjutan proyek kecil pergerakan pemuda-pemudi Bali di Jakarta. Di mana, pertengahan tahun 2014, ada sebuah aksi kepedulian yang dilakukan oleh pemuda-pemudi Bali di Jakarta dalam mendukung gerakan Bali Tolak Reklamasi, melalui sebuah karya film semi-dokumenter yang diberi judul “Pray, Voiced, & Persuade”. Proyek kecil ini membutuhkan sebuah identitas, dan disepakati-lah sebuah nama: Panakmeng. Nama Panakmeng ini kemudian terus-menerus digunakan ketika beberapa pemuda-pemudi Bali di Jakarta, ingin menyuarakan kepeduliannya terhadap Bali dan isu-isu yang sedang berkembang. Seperti dalam pembuatan sekuel film semi-dokumenter “Pura-pura Hijau” yang dilaunching tanggal 14 Februari 2015.

Panakmeng sendiri berasal dari dua suku kata, “panak” dan “meng”. Dalam bahasa Bali, “panak” artinya anak, dan “meng” artinya kucing. Singkatnya berarti anak kucing. Namun, dalam istilah Bali, panak meng (atau anak kucing) disebut sebagai “Tai”. Sekilas kata ini memang terdengar begitu sarkas. Namun, itu hanyalah sebutan untuk anak kucing. Maka, maksud penamaan Panakmeng itu sendiri adalah introspeksi pada solusi-solusi yang sarkas atau yang mengarah pada kekerasan menjadi sebuah bentuk yang lebih halus. Misalnya, membikin gaduh di media sosial tanpa argumen yang valid diubah menjadi berbagi informasi yang positif. Singkatnya, panakmeng adalah simbol perlawanan yang halus.

Pada blog ini, pembaca dan pengunjung bisa menemukan tulisan keseharian dan curhatan cengeng di menu “Home”, histori gelaran acara yang mengusung kebebasan berekspresi dan berbicara di menu “Ngomong Gen”, film-film yang iseng dikerjakan pada menu “Film”, tulisan tulisan yang sedikit lebih serius di menu “Paper”, atau sekedar ingin tahu portofolio pribadi bisa dicek di menu “Portofolio”.

Ohya, tahun 2020, Panakmeng sedikit berbenah. Setelah vakum (lagi) sekian lama, dan menciptakan ekosistem yang sedikit baru, maka logo panakmeng mengalami perubahan. Apa saja itu? Ikon kaki kucing menjadi simbol jejak dan riwayat perjalanan. Bahwa setiap hal yang dikerjakan, sekecil apapun, selalu meninggalkan kesan dan pesan, yang entah berguna hari ini atau di kemudian hari. Warna menggunakan dasar cokelat, seperti warna sebelumnya. Warna cokelat ini diambil dari filosofi warna tanah yang menjadi simbol alami dan kesuburan. Bahwa apapun yang ingin dihadirkan di Panakmeng adalah sesuatu yang alamiah. Tulisan menggunakan huruf kecil semua, yang diharapkan menjadi simbol yang biasa saja, tanpa bermaksud melebih-lebihkan.  

Jika pembaca dan pengunjung ingin lebih dekat dengan penulis, teman-teman bisa kontak melalui email dan media sosial berikut:
Email               : putu.dharma.bali@gmail.com
Facebook         : Putu Dharma Yusa
Twitter             : @putudharmayusa
Instagram        : @putudharmayusa
Youtube           : Putu Dharma Yusa

Akhir kata, selamat berselancar ria di blog Panakmeng. Penulis akan sangat sangat bahagia apabila pembaca menyempatkan diri mengikuti blog ini, atau sekadar membagikan tulisan-tulisan blog ini melalui media sosial teman-teman, atau memberikan kritik – saran pada kolom komentar. Atau, temen-temen juga bisa membagikan tulisan dan opini untuk diposting pada blog ini. Dan, selamat berkarya – untuk diri, pertiwi, dan negeri.

Salam rahayu,
Putu Dharma Yusa
Admin Panakmeng.

0 komentar: