NGOMONG GEN II
NGOMONG GEN II
Hari, tanggal : Sabtu,
12 Maret 2016
Pukul :
19.00 – 22.00 WIB
Tempat :
Jenggokil Cafe, Jalan Rajawali Selatan II, No. 8, Kemayoran, Jakarta.
Donasi :
minimal Rp 25.000 (include Nasi
Jinggo + Yeh Biasa)
PITCHING TOPIC: REKLAMASI ≠ TRI HITA KARANA
Tri
Hita Karana. Falsafah adiluhung ini yang memang membawa Bali sampai di titik
sekarang ini. Keseimbangan ini yang mengunci tata karma manusia Bali dalam
berpikir, berkata, dan bertindak. Ada tiga keseimbangan dalam Tri Hita Karana:
Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Bagaimana manusia menghubungkan diri
dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam beserta semua makhluk di
dalamnya. Dalam beberapa sastra seperti epos Ramayana, menyebutkan bahwa,
keseimbangan seperti inilah yang nantinya akan mampu merekonsiliasi kekacauan
yang ada di dunia modern. Maka, Tri Hita Karana bersifat konservatif, menjaga
nilai-nilai luhur yang telah diwariskan. Sifatnya fleksibel, namun saklek untuk
beberapa kondisi. Dan seterusnya.
Lalu,
dari sisi mana reklamasi Teluk Benoa adalah pengejawantahan Tri Hita Karana?
Beberapa waktu lalu, para petinggi investor TWBI melaksanakan sumpah di Pura
Besakih. Bahwa reklamasi akan dilaksanakan secara benar. Mereka yang notabene
non Hindu, melakukan ini di tengah-tengah persembahyangan umat yang tak tahu
menahu tentang niat ini. Dan lucu, mereka mempublikasikan umat sebagai bagian
dari mereka. Bagaimana mungkin, bersumpah selain keyakinan yang dianut adalah
implementasi dari konsep Parahyangan? Reklamasi juga disebut-sebut akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Teluk Benoa dan masyarakat Bali
pada umumnya. Tapi, apakah reklamasi yang tidak mendapat restu dari masyarakat
Tanjung Benoa dan hampir seluruh masyarakat Bali, adalah salah satu implementasi
dari Pawongan? Selain gunung, laut adalah wilayah yang sangat disakralkan oleh
umat Hindu di Bali. Bagaimana mungkin, reklamasi yang menimbun kawasan suci
bisa disebut implementasi Palemahan?
Bagaimana
menurut Anda (anak muda beda dan berbahaya)?
DOKUMENTASI
Dokumentasi Acara
NGOMONG GEN II "Reklamasi vs Tri Hita Karana", 12 Maret 2016
@jenggo_kil Cafe Kemayoran.
Reklamasi vs Tri
Hita Karana. Topik ini menjadi fokus perhatian kami di Ngomong Gen II.
Bagaimana tidak?/Investor mengaku (bahkan bersumpah) akan melaksanakan
reklamasi secara benar menurut konsep Tri Hita Karana. Apa iya?
"Alangkah
lucunya para investor mengklaim umat Hindu yang bersembahyang purnama di Pura
Besakih, sebagai bagian dari sumpah mereka. Pembohongan ini mereka lakukan di
Pura Besakih, pura yang kami (umat Hindu Bali) sucikan. Konsep parahyangan
jelas-jelas sudah dilanggar disini". - Putu Dharma Yusa
"Dari sisi
mana reklamasi akan menyelamatkan lingkungan? Jika hujan, akan terjadi banjir
rob di sekitar Teluk Benoa. Tol Bali Mandara - pun menyisakan sedimentasi yang
merusaj ekosistem dan biota laut. Kita sebagai anak muda Bali, tidak boleh
membiarkan hal ini terjadi". - Widya Paramartha
"Dalam ilmu
pertambangan, reklamasi itu bagus - sesuai AMDAL, dengan menimbun kembali bekas
daerah tambang plus mengembalikan seperti semula. Tapi, reklamasi Teluk Benoa
tidak demikian. AMDAL sudah tidak layak masih ngotot direvisi. Konsep palemahan
sudah diabaikan disini." - Budi Suartama Jaksa.
Music Performances:
"Merah Putih" oleh Wayan Mardana. Lagu ciptaan sendiri ini mengajak
kita untuk menegok kembali nasionalisme dalam diri. Seberapa merah putihkah
dirimu?
Music performances:
"Haturkan Syukur" oleh Budi Suartama Jaksa. Lagu ciptaan sendiri ini
mengingatkan kita bahwa apapun kegiatan harus selalu diawali dengan doa. Sebuah
implementasi Parahyangan dalam falsafah Tri Hita Karana.
Screening video
DELIK "Kembalikan Baliku Padaku". Video ini mengupas
kebohongan-kebohongan dalam rencana reklamasi Teluk Benoa. Di tengah-tengah
kerasnya suara penolakan masyarakat Bali, investor dan penguasa terlihat
menutup telinga, saling menunggu, dan terlihat saling menyalahkan.
"Setelah
nonton (Delik: Kembalikan Baliku Padaku), saya melihat Bali sudah mempunyai
modal yang kuat. Social power Bali Tolak Reklamasi sungguh luar biasa. Maka,
kita tidak boleh mengendur, apalagi menyerah untuk memperjuangkan ini." -
Gusti Prabawa.
"Dari video
tadi (Delik: Kembalikan Baliku Padaku), wakil rakyat yang berbicara terlihat
sangat tidak konsisten. Katanya, jika ada proyek yang pro rakyat harus
didukung. Sedangkan yang tidak, harus dikaji lagi. Kenapa yang tidak pro rakyat
dikaji lagi? Kenapa tidak langsung ditolak?" - Pande W. Rinanta
"Semangat
penolakan reklamasi Teluk Benoa harus diikuti dengan pemahaman tentang pentingnya
manfaat pesisir, terutama di Teluk Benoa. Karena merupakan muara dari beberapa
sungai, maka reklamasi hanya akan menyebabkan banjir rob di Bali Selatan."
- Wayan Mardana.
"Selain
masalah reklamasi, kita juga harus tetap konsisten melakzanakan Tri Hita Karana
yang sederhana dalam hidup sehari-hari. Dan, jangan sampai lupa apa yang kita
perjuangkan sekarang. Jangan sampai kita menelan ludah sendiri, jikalau kita
sudah sukses nanti". - Dalile Putra.
Premiere film
dokumenter perjalanan "BALI BERGERAK!" Film ini menceritakan
perjalanan 4 anak muda Bali di tanah kelahirannya, di tempat-tempat alternatif:
reklamasi Pulau Serangan, Tol Bali Mandara, pesisir Tanjung Benoa, Taman Baca
Kesiman, dan Bali Not For Sale - Ubud. Film ini sudah bisa disaksikan di youtube.
Music Performances:
Mars "Bali Tolak Reklamasi" oleh Pande W. Rinanta dan Putu Dharma
Yusa. Lagu penyemangat gerakan Bali Tolak Reklamasi ini dikumandangkan bersama,
diiringi dengan lantunan improvisasi puisi. "Bangun Bali...tolak
reklamasi, sayang Bali...tolak reklamasi!"
Penyerahan souvenir
kalender meja 2016 dan DVD film Pura-Pura Hijau kepada para ngomongers oleh tim
konseptor. Souvenir ini dipersembahkan oleh Wayan Mardana dan Panakmeng
Production.
Acara NGOMONG GEN
II berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 180.000. Donasi ini akan terus
diakumulasi pada event berikutnya, untuk membantu pergerakan teman-teman di
Bali.
Nantikan NGOMONG
GEN III, on May 2016.
DONASI
Donasi yang
terkumpul pada acara Ngomong Gen II adalah sebesar:
Rp 180.000,-
Sehingga, setelah
diakumulasi, total donasi menjadi sebesar:
Rp 230.000,-
0 komentar: